Pura Penataran Ped merupakan salah satu pura Kahyangan Jagat yang sangat terkenal di Bali. Pura tersebut berada di Nusa Penida, Bali, dikenal sebagai pulau yang sangat menakjubkan dengan keindahan alamnya.
Nusa Penida menyimpan warisan budaya Hindu Bali, di mana banyak tersebar pura suci di seluruh pulau. Pura Penataran ini menjadi salah satu warisan budaya Hindu Bali dengan sejarahnya yang menarik untuk dibahas.
Pura Dalem adalah nama lain dari Pura Penataran Ped yang berlokasikan di pulau Nusa Penida Bali. Lebih tepatnya pura ini berlokasikan di Desa Ped, Kabupaten Klungkung, Bali. Posisi pura persis berada di samping jalan raya, sehingga mudah untuk di akses.
Di baliknya terdapat sejarah Pura Dalem Ped unik yang menjadi perhatian para wisatawan untuk berkunjung. Cerita mengenai sejarah Pura Dalem berkaitan erat dengan kisah hilangnya tiga tapel milik Pedanda Abiansemal.
Di zaman tersebut, 3 tapel sangatlah terkenal, sehingga banyak pedanda yang mencari. Salah satunya pedanda yang bernama Ida Pedanda Abiansemal. Sebelum ini, Ida Pedanda kehilangan ketiga tapel dari tempat tinggalnya.
Mendengar kabar 3 tapel berada di Pura Dalem Ped, maka Ida Pedanda Abiansemal melakukan perjalanan menuju Pura Ped. Dan, menyadari bahwa ketiga tapel tersebut adalah miliknya.
Karena Pura Dalem Ped merupakan tempat peribadatan yang harus senantiasa dijaga kesuciannya. Maka terdapat beberapa pantangan tangkil ke Pura Penataran Dalem Ped. Jika Anda ingin berkunjung ke pura tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni!
Sebagaimana layaknya tempat beribadah, hal yang paling mendasar yang harus dihindari adalah memakai baju terbuka. Ini adalah etika sederhana untuk mengunjungi tempat wisata sakral seperti di Pura Penataran Dalem Ped.
Sebagai pendatang, apalagi di tempat beribadah seperti di Pura Dalem Ped, sudah menjadi keharusan untuk menjaga sikap dan ucapan. Anda tidak boleh berteriak, memaki, meludah dan Anda tidak boleh membuang sampah sembarangan.
Tidak hanya itu saja, Anda tidak boleh mencemooh, menjelek-jelekkan atau memegang benda yang ada di area pura sembarangan. Pura adalah tempat sakral, benda-benda yang ada di dalamnya sangat berkaitan dengan kepercayaan serta budaya masyarakat Bali.
Sudah menjadi hal umum ketika seorang mengunjungi tempat wisata, maka akan diabadikan dengan foto atau video. Sebelum itu, Anda harus meminta izin kepada guide atau juru yang ada di Pura Dalem Ped.
Sebagai pendatang, Anda harus menaati aturan yang ada di dalam pura, baik tertulis atau yang tidak tertulis. Di sana guide atau juru pura akan memberitahu hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan.
Salah satu hal yang paling penting, yakni hormati orang-orang yang tengah beribadah di pura. Karena tempat ini masih aktif digunakan sebagai tempat peribadatan, tentunya Anda akan menjumpai beberapa orang tengah beribadah.
Pura ini berada di desa Ped, Nusa Penida, lokasinya tepat membelakangi pantai di Desa Ped. Lokasinya yang berada di samping jalan raya dan sangat mudah untuk dijangkau dengan kendaraan pribadi atau rental mobil Bali. Pura Penataran Ped merupakan tempat peribadatan yang menyimpan sejarah unik dan menjadi pura paling dihormati.
Untuk memudahkan Anda berkunjung ke pura tersebut, percayakan pada Putri Bali Rental sebagai tempat rental mobil terpercaya!
Bali terkenal sebagai Kota Seribu Pura, jadi kurang lengkap rasanya jika Anda berlibur ke sini tanpa mengunjungi tempat ibadah umat Hindu ini. Jika Anda bingung harus berkunjung ke pura mana, Pura Penataran Sasih bisa jadi salah satu pilihan terbaiknya.
Pura ini terletak di Kabupaten Gianyar, tidak jauh dari pura-pura ikonik lain seperti Pura Mengening. Namun, sebelum datang, akan lebih baik jika Anda mengenal pura di Gianyar Bali ini dengan lebih dekat, mulai dari daya tariknya dan harga tiket masuknya.
Jika dilihat secara sekilas, pura ini memang tidak jauh berbeda dengan pura di Bali yang lainnya. Namun, tentu saja ada daya tarik tersendiri yang membuat pura ini semakin menarik jika Anda melihatnya dengan lebih dekat lagi, seperti penjelasan berikut ini!
Hal paling menarik yang bisa Anda ulik di pura ini adalah rentetan sejarahnya, mengingat Penataran Sasih termasuk salah satu pura tertua di Bali. Pura ini sudah ada sejak zaman purbakala. Karena alasan itulah pemerintah Bali menjadikannya situs cagar budaya.
Menurut cerita rakyat yang populer di kalangan masyarakat lokal, situs ini lahir dari bulan yang jatuh ke bumi. Bulan tersebut memancarkan sinar yang sangat menyilaukan, sehingga para pencuri tidak bisa melakukan kejahatan yang sudah mereka niatkan.
Supaya sinarnya padam, mereka pun kencing di atas bulan yang jatuh. Hal itu berhasil dilakukan, sehingga bulan tersebut tidak bersinar lagi hingga sekarang. Itulah alasan mengapa situs ini dinamakan Pura Penataran Sasih, mengingat kata “sasih” berarti “bulan”.
Selain itu, ada juga sejarah Pura Penataran Sasih lainnya yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Menurut sejarah tersebut, pendiri pura ini adalah Subang Kebo Iwa, orang sakti yang menemukan beberapa tempat suci di Bali termasuk Goa Gajah.
Karena pura ini sudah ada sejak zaman purbakala, sangat wajar rasanya jika Anda menemukan banyak artefak peninggalan zaman dahulu kala. Salah satu artefak yang paling populer adalah Nekara Pejeng, nekara perunggu yang memiliki dua sisi seperti bedug.
Artefak ini kerap kali mencuri perhatian para penyuka sejarah, terutama ahli-ahli purbakala. Ukurannya besar, dengan tinggi 1,86 meter dan diameter 1,60 meter. Satu sisinya tertutup, sedangkan sisi lainnya terbuka, sangat mirip dengan bedug di era modern.
Namun, yang paling menarik adalah motif-motif hiasan di area sisi Nekara Pejeng. Motifnya sangat beragam, mulai dari pola tumpal bertolak belakang, pola bintang, pola tumpal tersusun, hiasan bulu burung, pola yang membentuk huruf F, dan sepasang topeng.
Kehadiran Nekara Pejeng ini menjadi bukti bahwa masyarakat Bali zaman dulu sangat terampil dalam membuat benda dari perunggu. Mereka juga punya nilai artistik yang baik dengan pola-pola yang juga memiliki nilai magis.
Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung ke pura ini, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam karena harga tiket masuknya yang cenderung murah. Harga tiketnya sekitar Rp20 ribu per orang. Anda bisa datang dari Senin - Sabtu pada pukul 11.00 - 17.30.
Lokasi Pura Penataran Sasih berada di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring dan Anda bisa berkunjung ke sana dengan menggunakan mobil. Jika tak membawanya, Anda bisa menyewanya di Putri Rental Bali dengan harga murah dan kualitas baik!
Bali tidak hanya menawarkan pemandangan alam berupa pantai dan gunung saja tetapi juga wisata sejarah seperti Candi Budha Kalibukbuk. Lokasi Candi Kalibukbuk dekat dengan Pantai Lovina sehingga Anda bisa mengunjungi keduanya sekaligus.
Situs suci agama Buddha ini kabarnya sudah berdiri sejak abad ke-8 dan masih bertahan hingga saat ini. Jika Anda ingin mengunjungi Candi Kalibukbuk bisa simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Sejarah Candi Budha Kalibukbuk diawali dengan pengaruh zaman Hindu Buddha yang berkembang di Indonesia. Mayoritas masyarakat Bali menganut agama Hindu lalu agama Buddha masuk dan keduanya hidup berdampingan.
Candi Kalibukbuk dibangun sebagai bukti bagaimana masyarakat Hindu dan Buddha hidup saling melengkapi di Bali. Situs sejarah ini pertama kali ditemukan pada tahun 1994 di kebun kelapa milik Anak Agung Ngurah Sentanu.
Kemudian, Balai Arkeologi Bali melakukan penelitian terhadap situs sejarah tersebut hingga tahun 2002. Peneliti melakukan enam tahapan ekskavasi dan menyebutkan bahwa temuan tersebut adalah kompleks candi.
Adapun orang yang menemukan situs ini adalah I Nengah Marwa yang saat itu menemukan benda-benda aneh. Hanya saja saat penemuannya, bangunan tersebut sebagian besar sudah rusak dan hanya menyisakan bagian dasarnya saja.
Alamat lengkap Candi Budha Kalibukbuk ada di Jalan Gede Taman Jalan Desa Kalibukbuk-Anturan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Bali. Situs sejarah ini bisa dikunjungi kapan saja karena buka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore waktu setempat.
Adapun harga tiket masuk Candi Buddha Kalibukbuk hanya Rp20.000 saja. Harga ini relatif murah karena wisatawan bisa menikmati keunikan candi sepuasnya. Waktu perjalanan menuju lokasi jika berangkat dari Denpasar membutuhkan waktu 2 jam 43 menit.
Rute perjalanan dimulai dari Pulau Seram – Diponegoro – Hasanuddin – Thamrin – Wahidin – Cokroaminoto – Raya Denpasar – Ganda Mayu – I Gusti Ketut Jelantik – Baturiti Bedugul – Raya Bedugul – Raya Singaraja – Pancasari Baturiti – Raya Wanagiri – Asah Gobleg.
Perjalanan dilanjut menuju Jalan Bangkiang Sidem – Pedawa Tigawasa – Raya Tigawasa Pedawa – Seririt Singaraja – Damai – belok kiri – tiba di lokasi.
Candi Kalibukbuk memiliki tablet tanah liat dan stupika yang mirip seperti di Tatiapi, Pejeng, Pura Pegulingan, dan Gianyar pada abad ke-8 dan ke-10. Berdasarkan artefak di sekitar situs, fungsi candi ini adalah tempat pemujaan agama Buddha yang dilakukan masyarakat Bali Utara.
Bal Utara adalah kawasan yang dianggap sebagai pintu masuk agama Buddha di Bali sehingga banyak warga yang menganut keyakinan tersebut. Bahkan, peneliti juga menemukan Ganesha yang membuktikan adanya perpaduan antara Siwa dan Buddha.
Kompleks Candi Kalibukbuk menghadap ke arah tenggara berdasarkan induk candi yang berada di bagian tenggara. Situs candi terdiri dari tiga buah yaitu bagian induk dan dua candi perwara di sisi timur dan barat.
Candi induk Kalibukbuk berukuran 8 meter dengan panjang sisinya 3 meter. Sedangkan candi perwara di sisinya berukuran 2,60 x 2,60 meter. Terdapat batu andesit dan batu bata di area sekitar candi beserta peninggalan sejarah lainnya seperti logam, stupika, dan keramik.
Candi Kalibukbuk bisa menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Bali yang bisa dikunjungi untuk menambah wawasan.
Putri Rental Bali adalah jasa penyewaan mobil terbaik di Pulau Dewata yang siap mengantar Anda keliling Bali. Anda bisa mengunjungi situs sejarah seperti Candi Budha Kalibukbuk dan tempat lainnya dengan aman dan nyaman.
Pura Yeh Pulu jadi salah satu pura kuno yang ada di Bali. Yeh Pulu adalah pura kuno yang ditemukan pada tahun 1925 oleh punggawa Ubud. Menyimpan segudang sejarah purba, menjadikan pura ini masih banyak dikunjungi sebagai objek wisata di Bali.
Di Bali, Yeh Pulu menjadi tempat wisata purbakala yang memiliki relief pada dinding batunya. Bagi Anda yang penasaran dengan sejarah dan daya tarik pura ini, yuk simak!
Nama Yeh Pulu berasal dari kata Yeh yang artinya air dan Pulu yang artinya gentong/tempayan. Warga sekitar meyakini bahwa sumber air yang berasal dari pura ini merupakan tempat yang suci.
Konon, pura ini dibangun dengan maksud untuk mengenang gugurnya Raja Bedahulu dalam pertempuran Majapahit. Menurut ahli sejarah, untuk relief yang ada di Yeh Pulu ini telah dipahat pada tahun 1935 masehi.
Untuk sumber air yang ada di sana berada di sebelah barat relief pura dan biasanya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan saat ada upacara agama.
Ketika Anda berkunjung ke Yeh Pulu, maka akan menjumpai banyak relief kuno yang dipahat pada batu cadas. Relief-relief inilah yang menjadi daya tarik utama Yeh Pulu karena memiliki banyak sejarah.
Selain itu, ada juga beberapa patung, tebing, dan hamparan sawah yang turut menghiasi pura kuno satu ini. Ahli sejarah menyebut bahwa di Yeh Pulu ini ada relief yang cara bacanya dari sebelah utara ke selatan. Adapun urutan reliefnya, yakni:
Ketika Anda melihat relief di Yeh Pulu ini, maka akan banyak mendapatkan pengetahuan baru dengan sejarah yang digambarkannya tersebut. Anda juga bisa belajar membaca relief yang cukup berkesan sepanjang ukirannya di pura ini.
Lokasi Yeh Pulu berada di Jalan Yeh Pulu Blahbatuh, Bedulu, Kec. Gianyar, Kab. Gianyar, Bali. Letaknya yang dekat dengan Ubud menjadikan Yeh Pulu ini cukup mudah untuk Anda jangkau.
Dari Denpasar, lokasinya punya jarak tempuh hanya 60 menit berkendara. Sedangkan jika Anda dari Gianyar, maka hanya membutuhkan jarak tempuh sekitar 6 km saja.
Untuk rutenya Anda bisa melihat di Google Maps yang bisa dengan mudah untuk menuntun Anda sampai tiba ke lokasi. Nantinya di sepanjang perjalanan Anda akan melihat hamparan sawah dan pepohonan yang rindang.
Sedangkan untuk HTM Pura Yeh Pulu, yakni:
Letaknya yang mudah diakses ini menjadikan Anda bisa leluasa membawa kendaraan apa saja ketika menuju ke sana. Tapi untuk pengalaman perjalanan yang lebih nyaman, maka bisa menggunakan mobil.
Agar perjalanan semakin mudah dan lancar, Anda bisa menggunakan sewa mobil Bali. Rekomendasi tempat rental dengan akomodasi lengkap adalah Putri Bali Rental. Dengan menggunakan rental mobil, maka perjalanan Anda menuju ke Pura Yeh Pulu akan lebih aman dan menyenangkan.
Museum Blanco Renaissance adalah salah satu museum di Ubud Bali yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah seperti lukisan milik Antonio Blanco. Wisatawan lokal dan mancanegara sering berkunjung ke tempat ini.
Antonio Blanco adalah seniman berpengaruh yang berasal dari Spanyol namun lahir di Filipina pada 15 September 1911. Lukisan beliau adalah salah satu alasan mengapa wisatawan selalu ramai berkunjung.
Museum Blanco Bali adalah perwujudan karya seni seorang seniman bernama Antonio Blanco yang sudah menyukai seni lukis sejak kecil. Bahkan, Blanco juga mahir berbagai bahasa asing seperti Tagalog, Indonesia, Perancis, Spanyol, dan Bali.
Lukisan yang sering dibuat sekaligus menjadi ciri khas Blanco adalah menggambar lekuk tubuh perempuan. Pada tahun 1952, Blanco memutuskan menetap di Bali lalu menikah dengan penari asli pulau tersebut, Blanco juga menjadikan istrinya sebagai inspirasi karyanya.
Sejak dulu, Blanco ingin memiliki museum khusus yang menyimpan karya seninya. Impian tersebut menjadi kenyataan, namun sangat disayangkan karena peresmian museum Blanco dilakukan setelah seniman tersebut meninggal karena penyakit ginjal dan hati.
Museum Blanco mulai didirikan pada tanggal 28 Desember 1998 dengan nama The Blanco Renaissance Museum. Ada 300 karya seni Blanco di museum tersebut beserta penghargaan yang diraih selama masa hidupnya.
Museum Blanco Renaissance dimana? Jawabannya ada di Jalan Raya Campuhan Sayan Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Bali. Museum ini buka setiap hari mulai Senin – Minggu pukul 9 pagi hingga 5 sore waktu setempat.
Jika tertarik ingin berkunjung ke Museum Blanco Renaissance bisa menyiapkan uang tiket sebesar Rp30.000. Harga sangat terjangkau ini sudah termasuk fasilitas yang tersedia khusus untuk wisatawan seperti tempat parkir luas dan toilet bersih.
Ada biaya tambahan jika Anda ingin membeli oleh-oleh di toko souvenir museum tersebut. Selain itu, Anda bisa mengikuti rute berikut jika pergi ke lokasi dari Kota Denpasar.
Pulau Seram – Diponegoro – Hasanudin – Surapati – Kepundung – Pattimura – Suli – Gatot Subroto Tim – Nangka Utara – Antasura – Ahmad Yani Utara – Raya Sibanggede – Raya Sibang Kaja – Raya Mambal Abiansemal – Raya Mambal Semana – Raya Semana – Raya Sayan – Penestanan – Raya Ubud – Antonio Blanco – tujuan di kiri jalan.
Waktu tempuh menuju lokasi jika jalanan lancar sekitar 1 jam 13 menit. Anda bisa mengendarai motor atau mobil yang disewa dari jasa rental untuk memudahkan perjalanan.
Museum ini menyimpan daya tarik tersendiri sehingga wisatawan berbondong-bondong datang. Berikut beberapa daya tarik yang menjadi alasan mengapa Anda harus datang ke sini saat berlibur di Bali.
Antonio Blanco adalah salah satu seniman ternama dunia yang menghasilkan banyak karya seni. Anda bisa melihat karya seni buatan seniman tersebut yang tersimpan rapi di museum Blanco.
Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati keindahan arsitektur museum yang dibangun dengan perpaduan gaya Spanyol dan Bali. Suasana di sekitar museum sangat sejuk karena banyak tanaman di sekitar.
Tidak hanya lukisan, Anda juga bisa melihat langsung karya seni lainnya seperti keramik, patung, kostum, dan perhiasan yang dibuat oleh Blanco dan keluarganya. Bahkan pihak pengelola museum juga menyimpan penghargaan, surat, foto, dan buku pribadi milik Blanco.
Putri Rental Bali adalah jasa penyewaan mobil yang menyediakan kendaraan untuk mengantar wisatawan mengelilingi Bali. Liburan ke Museum Blanco Renaissance dan tempat wisata lainnya akan terasa menyenangkan jika menyewa mobil karena lebih aman.
Museum Bali adalah museum negara yang didalamnya menyimpan etnografi dan peninggalan manusia masa lampau. Pada museum ini tergolong jenis museum edukasi yang biasanya dijadikan sebagai acuan untuk menambah wawasan mengenai sejarah, khususnya Sejarah Bali.
Ketika Anda mengunjungi museum ini, maka akan banyak belajar sejarah dari berbagai peninggalan-peninggalan yang dipajang di sana. Jika Anda berencana untuk mengunjungi museum ini, yuk, simak informasi lengkapnya berikut ini!
Museum Bali dibangun atas gagasan arsitek WFJ Kron pada tahun 1910. Gagasan itu terwujud dengan berdirinya Gedung Arca yang dirancang oleh sejumlah arsitek terkenal pada jaman itu.
Untuk dana pembangunan museum tersebut berasal dari Raja-Raja di Buleleng, Tabanan, Badung, dan Karangasem. Dengan adanya pembangunan museum ini, maka akan bisa melengkapi meseum peninggalan etnografi pada tahun 1930.
Pada tanggal 8 Desember 1932, museum resmi dibuka untuk umum. Bahkan agar pengelolaan museumnya lancar, maka terbentuk yayasan pada museum tersebut.
Di museum ini, Anda akan menjumpai berbagai macam koleksi yang terdiri atas benda etnografi. Benda etnografis tersebut, seperti kesenian, bahasa tulisan, keagamaan, perlengkapan dan peralatan hidup, dan sebagainya.
Semua koleksi yang ada di museum ini akan mencerminkan perkembangan budaya dan kehidupan Bali di masa lampau.Sehingga pengunjungnya akan mendapatkan banyak wawasan baru terkait sejarah Bali.
Sebagai salah satu museum favorit di Bali, museum yang satu ini juga memiliki daya tarik yang khas untuk para pengunjungnya. Adapun daya tarik utamanya ini terdapat ruangan koleksi dan pameran yang punya keunikan masing-masing.
Banyaknya koleksi tersebut menjadikan pengunjung terpesona setiap melihat berbagai jenis pajangan karyanya. Apalagi pengunjung juga akan mendapatkan pengetahuan baru dari setiap karya yang ada.
Jika Anda ingin berkunjung ke museum ini untuk menikmati berbagai koleksinya, maka akan dikenakan HTM Museum Bali sebesar Rp 5.000/orang. Tapi jika pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan pemotretan pre-wedding, maka akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 150.000,-.
Sedangkan untuk jam buka museum di Bali ini mulai pukul 07.30 – 15.30 WITA. Kecuali hari Jumat museum akan buka mulai pukul 01.30 – 13.00 WITA saja.
Lokasi Museum Bali berada di Jl. Mayor Wisnu No. 1, Dangin Puri, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Letak museumnya cukup strategis di pusat Kota Denpasar, sehingga Anda lebih mudah untuk menjangkaunya.
Di sebelah selatan museumnya terdapat Pura Jagatnatha dan di depannya ada Patung Empat Wajah dan Lapangan Puputan Badung. Tempat-tempat tersebut bisa Anda jadikan patokan ketika ingin berkunjung ke museum yang satu ini.
Selain itu, untuk jarak tempuhnya dari Bandara Ngurah Rai sekitar 14 km dan waktu tempuhnya kurang lebih 25menit. Untuk tiba di lokasi, Anda nantinya akan melewati Jalan Imam Bonjol.
Tapi jika Anda baru pertama kali akan berkunjung kesana dan masih kebingungan rutenya, maka bisa menggunakan jasa sewa mobil dengan sopir. Dengan jasa ini, Anda nantinya akan langsung diantarkan dengan cepat dan aman ke museum tujuan.
Apalagi dengan jasa sewa mobil ini juga menyediakan pilihan jenis akomodasi yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan perjalanan. Adapun rekomendasi tempat rental terbaik di Bali adalah Putri Bali Rental.
Memilih menggunakan rental mobil dengan sopir jadi solusi terbaik jika Anda baru pertama berkunjung ke Museum Bali atau museum lainnya yang ada di Bali.