Pura Lempuyang Bali - Sudah menjadi rahasia umum jika mayoritas masyarakat Bali memeluk agama Hindu, sehingga tidak heran jika di sana Anda dapat menemukan banyak pura.
Salah satu yang paling populer di antara banyak pura tersebut jelas adalah Pura Lempuyang Bali.
Hal ini karena Pura Lempuyang adalah pura tertua yang terletak di Pulau Dewata.
Bahkan, pura tersebut juga sudah ada ketika agama Hindu dan Budha masih belum menyebar di Indonesia. Selain itu, berikut adalah keunikan Pura Lempuyang yang lainnya!
Bagi Anda yang belum tahu, Pura Lempuyang adalah salah satu dari tiga pura besar yang ada di Bali yang sangat sering disebutkan di dalam prasasti kuno.
Pura tersebut terletak di Puncak Bukit Bisbis atau Gunung Lempuyang, di Kabupaten Karangasem Bali.
Secara harfiah, Pura Lempuyang Bali berarti "sinar suci Tuhan yang terang benderang.
Hal ini selaras dengan arti kata "lempu" yang berarti "lampu" dan kata "hyang" yang merupakan kepanjangan dari kata "Ida Sang Hyang Widi Wasa" atau "Tuhan".
Menariknya, pura ini adalah istana milik Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hanya saja, Dia bermanifestasi sebagai Sang Hyang Geni Jaya atau Dewa Iswara.
Itu kenapa Pura Lempuyang terletak di daerah puncak Gunung Lempuyang dan menghadap ke arah Timur.
Sebenarnya, cara ke Pura Lempuyang Luhur ini memang agak sulit, sebab Anda harus mendaki ke puncak gunung agar bisa sampai ke sana.
Namun, hal itu tidak mengurungkan niat para umat Hindu maupun para turis untuk berkunjung ke pura tersebut.
Dalam sejarah Pura Lempuyang, ada yang menyebutkan jika asal-usul nama tersebut berasal dari tanaman yang biasa digunakan untuk memasak.
Maka dari itu, tidak heran jika nama-nama banjar atau dusun di sekitar pura berkaitan juga dengan nama tanaman.
Namun, selain itu ada juga yang menyebutkan jika nama tersebut berasal dari "empu" yang secara harfiah berarti "memomong" atau "menjaga".
Hal ini karena Hyang Pasupati mengutus ketiga putranya untuk menjaga Bali Dwipa, jadi Bali tetap stabil.
Dalam lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul, pembuatan pura ini dimulai ketika Sang Hyang Parameswara pulang dengan membawa potongan Gunung Mahameru dari Jambhu Dwipa.
Setelah itu, dia membagi gunung tersebut menjadi beberapa bagian. Salah satu bagian tersebut adalah Gunung Lempuyang yang ada di Bali.
Kemudian, Dia menugaskan putranya, Sang Hyang Agni Jaya Sakti, untuk menjaga daerah ini. Maka dari itu, tidak heran jika Pura Lempuyang Bali memiliki posisi yang sangat penting.
Hingga saat ini, masyarakat Hindu di Bali dari semua kasta masih sering beribadah di Pura Lempuyang.
Hal ini sesuai dengan bhisama Sang Hyang Agni Jaya yang meminta masyarakat Bali untuk tidak melupakan keberadaan pura tertua yang satu ini.
Sama seperti tempat sakral lainnya, ada beberapa pantangan yang perlu Anda perhatikan sebelum berkunjung ke Pura Lempuyang.
Pertama, Anda tidak boleh masuk ketika sedang haid, cuntaka (ada keluarga meninggal), dan juga memakai perhiasan emas.
Selain itu, Anda juga tidak boleh membawa anak yang sedang menyusui atau yang belum tanggal gigi dan tidak boleh membawa daging babi.
Kemudian, sarana persembahyangan di pura yang satu ini juga tidak boleh menggunakan sarana pisang emas.
Terakhir, selama di perjalanan menuju pura, Anda juga tidak boleh berbicara kasar, dan juga tidak boleh mengucapkan kata "lelah" atau "capek".
Itulah segala hal tentang Pura Lempuyang Bali yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!